Senin, 27 Februari 2012

BOKAPKU JUARA !

Bokap dan Cucunya
      Orang yang pertama kali ngeliat bokap gw, pasti langsung nuduh engkoh-engkoh cina. Emang sih ada cina nya, tapi agak jauh. Neneknya nenek bokap cina. Buyut kali yaa istilahnya. Gw salut sama bokap. Doi yang mengajarkan gw kerja keras dan pantang menyerah dalam menjalani hidup. 

    Bokap bisa dibilang gak pernah kerja kantoran. Sebenarnya pernah kerja sama orang, di bengkel perhiasan emas, tapi orangnya gak bisa diatur. Misal orang-orang masuk kerja jam 8 pagi, bokap datengnya jam 9 pagi, tapi jam pulangnya sama dengan orang-orang jam 5 sore. Cuma perbedaannya hasil kerja si bokap jauh lebih banyak dibanding teman-temannya. Jadinya si Bos yaa no problem, lah wong lebih menghasilkan...hehe..
mafia hongkong bgt yak? :p
         
         Bokap memang berjiwa wirausaha sejak kecil, ditambah lagi kondisi keuangan keluarga yang saat itu kekurangan, jadi bokap menjalani segala usaha dengan penuh semangat. Mulai dari berdagang buah di Pasar Induk Kramat Jati, sampai dengan membuka pertambangan emas di daerah Jampang, kabupaten Sukabumi. 

          Selama beberapa tahun berjualan buah di Pasar Induk Kramat Jati, bokap bersama teman-temannya, salah satunya Om Ong (alm) yang merupakan sepupu nyokap, mengumpulkan modal untuk membuka usaha pertambangan emas di Jampang dengan nama PT. Wira Kencana pada tahun 1986.

         Yak, nama gw memang berasal dari perusahaan bokap dulu. Katanya sih pas gw lahir di jakarta, bokap saat itu lagi berjibaku menyalakan mobil yang mogok dengan suara menderu-deru dan dikabari Om kalau gw baru aja lahir, jadilah nama gw Deru Wira Kencana..hehehe...

keluarga besar
        Sayang sekali usaha pertambangan bangkrut akibat ketidakjujuran para karyawannya yang mencuri emas perusahaan. Bokap dan teman-temannya pun pulang ke jakarta dengan tangan hampa. Tapi bokap gak pantang menyerah. Doi buka lagi bengkel perhiasan sendiri. Dengan merekrut 1 orang temannya, usaha tersebut dimulai dari nol. Lambat laun usahanya berkembang dan karyawannya menjadi 5 orang. Hal tersebut rupanya diketahui oleh pengusaha perhiasan di daerah Kalimalang, Jakarta Timur.

       Perusahaan tersebut sebenarnya warisan keluarga dan diteruskan oleh, sebut saja, Bambang bersama beberapa saudara kandungnya. Namun sayang, Bambang dan saudara-saudaranya kurang mengerti bisnis perhiasan, jadilah bokap ditawari kerja sama untuk menduduki posisi manajer pada tahun 1993. Tapi yaah.. namanya juga bokap, orangnya gak bisa diatur orang lain, akhirnya hanya sekitar 2 tahun, kongsi tersebut pun bubar, dan bokap keluar melanjutkan usaha bengkel perhiasan bersama karyawan-karyawan setianya dengan nama perusahaan Pakar Kencana.

panen bawang merah
          Pakar Kencana mengalami pasang surut, terutama pada tahun 1998 saat krisis moneter melanda Indonesia. Harga dollar US melambung, yang mengakibatkan harga emas pun melambung tinggi. Akibatnya orderan sepi dan karyawan pun dirumahkan untuk beberapa waktu. Seiring berjalannya waktu, nilai tukar dolar-rupiah berangsur stabil, dan orderan mulai berdatangan kembali.

       Tahun 1999 saat harga bawang merah sedang tinggi di pasaran sekitar Rp 9.000 per kilogram, bokap mencoba peruntungan sebagai petani bawang. Menyewa lahan orang lain seluas satu hektare. Namun sayang, rupanya banyak orang yang berpikiran sama dengan bokap. Alhasil saat panen raya tiba, produksi bawang merah pun berlimpah yang berakibat harga bawang sangat jatuh, hanya sekitar Rp 500 saja per kilogram. Rugilah si bokap. 


Tapi bukan bokap namanya kalau menyerah. Kembali fokus di bisnis perhiasan, kali ini dengan menggandeng partner sebagai marketing ke toko-toko emas. Alhamdulillah sampai saat ini Pakar Kencana tetap eksis menyuplai beragam perhiasan ke toko-toko emas di Jakarta.

Memang dasar gak pernah berhenti cari peluang, dan ide itu pun keluar saat wisata keluarga. Sudah tradisi tahunan setiap lebaran mudik ke Cirebon. Tempat wisata disini, dimana lagi kalau bukan ke Linggarjati. Tempat wisata di dataran tinggi dengan fasilitas saung-saung lesehan dan kolam renang.

Tempat wisata di kala libur lebaran memang sangat penuh, sampai-sampai tidak bisa masuk ke lokasi karena over kapasitas. Bokap pun  punya ide, kenapa gak bikin kolam renang sendiri aja dengan memanfaatkan tanah yang ada. Dibangunlah waterboom dengan nama Waterboom Tirta Kencana di tahun 2006 dan dibuka saat libur lebaran 2006.

              Menurut gw, ini lah titik kesuksesan bokap berwirausaha di umur yang sudah tidak muda lagi, yakni 57 tahun. Memang perjalanan yang cukup panjang untuk meraih kesuksesan. Hal ini menjadi pedoman bagi gw untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah dalam meraih impian. Semoga bokap selalu diberi kesehatan dan tersenyum ketika melihat usaha gw sukses kelak. Amiin.. :)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar